Barometer Banten – Gubernur Banten Wahidin Halim merupakan keturunan dari dua tokoh besar Kesultanan Banten, yakni Raden Aria Wangsakara dan Sultan Abdul Mufakir. Raden Aria Wangsakara sendiri merupakan Penguasa Tangerang pada 1663 di bawah Kesultanan Banten. Sementara Sultan Abdul Mufakir merupakan Sultan Banten ke-4.
Berdasarkan hasil penelusuran dari berbagai sumber, garis nasabnya diambil dari Ratu Zakiyah binti Ratu Salamah yang merupakan cucu Sultan Abdul Mufakir yang dinikahkan dengan Raden Aria Wangsakara. Dari pernikahan itu melahirkan Ratu Ratnasih yang kemudian mempunyai anak, yaitu Kiyai Tapa. Kiyai Tapa mempunyai putra bernama Raden Muhdor Dilaga. Raden Muhdor Dilaga ini mempunyai anak yaitu Raden Kujang Dilaga yang kemudian memiliki anak bernama Raden Hj Syari’ah. Dari Raden Hj Syari’ah lahir Raden H. Gozali yang merupakan ayah dari Raden Hajjah Rohanah. Nah, Raden Hajjah Rohanah merupakan ibunda Wahidin Halim.
Trah pemimpin yang mengalir dalam diri Wahidin Halim tak hanya itu saja. Lebih jauh lagi ternyata masih ada kaitannya dengan Raja Sumedang Larang, yaitu Prabu Geusan Ulun atau Pangeran Kusumadinata II dengan gelar Nalendra Kerajaan Pakuan Pajajaran yang memerintah dari tahun 1578 sampai tahun 1610. Kaitan nasabnya sangat kuat, sebab Prabu Geusan Ulun ini merupakan kakek dari Raden Aria Wangsakara.
Jika dirunut kembali dari silsilah Sultan Abdul Mufakir, maka akan nyambung dengan silsilah raja-raja Sunda yang dimungkinkan nasabnya sampai ke raja-raja kerajaan pertama di Indonesia, yakni Kerajaan Salakanagara.
Sejarawan Banten: Wahidin Halim Keturunan Aria Wangsakara
Raden Aria Wangsakara atau Raden Aria Wangsaraja, dari garis keturunan ayah merupakan putera dari Pangeran Wiraraja I bin Prabu Geusan Ulun atau Pangeran Angkawijaya Sumedang, yang lahir pada sekitar tahun 1615-an.
Silsilah lengkapnya adalah Raden Aria Wangsakara bin Pangeran Wiraraja I (Darmawangi Sumedang) bin Prabu Geusen Ulun (Dayeuh Luhur Sumedang) bin Pangeran Santri (Pangeran Kusumahdinata I bin Pangeran Pamelakaran (Gagambiran Cirebon) bin Pangeran Panjunan (Gunung Jati Cirebon) bin Syeikh Datuk Kahfi bin Syeikh Datuk Ahmad (Negeri Sembilan Malaysia) bin Syeikh Datuk Isa (Malaka). Paririmbon, 1972: 2).
“Wahidin Halim yang saat ini menjabat sebagai Gubernur Banten adalah keturunan Aria Wangsakara,” ujar Mufti Ali Sejarahwan Banten sekaligus Wakil Rektor UIN Banten Bidang Akademik dan Kelembagaan.
Sepak Terjang Raden Aria Wangsakara
Pangeran Aria Wangsakara atau dikenal juga dengan nama Kiayi Wangsaraja atau dikenal Raden Lenyep merupakan tangan kanan Sultan Abul Mafakhir di Kesultanan Banten. Berbagai masalah kesultanan selalu dibicarakan terlebih dahulu dengan Pangeran Aria Wangsakara.
Bahkan Pangeran Aria Wangsakara-lah yang menjadi pemimpin duta Banten ke Makkah untuk menjemput piagam pengangkatan sultan Banten dari Khalifah Utsmaniyah Turki. Dalam rombongan, ikutserta pula putra mahkota Pangeran Abul Ma’ali Ahmad.
Sepak terjang Pangeran Aria Wangsakara melawan Penjajah Belanda juga tercatat dalam berbagai literatur sejarah. Terlebih, Pangeran Aria Wangsakara menjadi tokoh yang dianggap berbahaya bagi Belanda, karena aktif menyebarkan agama Islam. Meskipun demikian, Pangeran Aria Wangsakara terus berjuang menjaga wilayahnya dengan mendirikan sebuah pesantren di Kawasan Grendeng, Karawaci. Perjuangan Raden Aria Wangsakara membuahkan hasil, VOC selalu kegagalan dalam merebut kekuasaan wilayah tersebut.
Saat perang pecah anatara Kesultanan Banten melawan VOC di kawasan Ciledug Tangerang 1662, meskipun usia Aria Wangsakara saat itu sudah mulai senja, tetap semangat bersama pasukan Sultan Ageng Tirtayasa. Nahas dalam peperangan itu Aria Wangsakara gugur dan dimakamkan di Desa Lengkong Kiyai, Kecamatan Pagedangan, Kabupaten Tangerang.
Ditetapkan Jadi Pahlawan Nasional
Untuk menghormati jerih payah perjuangan Raden Aria Wangsakara, pemerintah menetapkannya sebagai Pahlawan Nasional. Hal itu berdasarkan Keputusan Presiden No 109/TK/2021 tentang Penganugerahan Pahlawan Nasional.
Penetapan Raden Aria Wangsakara sebagai Pahlawan Nasional disambut baik oleh Gubernur Banten Wahidin Halim. Sebagai keturunannya, dia berharap, penetapan Raden Aria Wangsakara sebagai Pahlawan Nasional ini bisa menjadi teladan dan inspirasi bagi penerus bangsa.
“Saya mengucapkan terima kasih atas ditetapkannya Raden Aria Wangsakara sebagai pahlawan nasional,” ujarnya belum lama ini.
Menurut pria yang akrab disapa WH ini, sepak terjang Raden Aria Wangsakara di Banten khususnya untuk wilayah Tangerang sangat luar biasa. Kiprahnya dalam berjuang, diharapkan bisa menjadi contoh dan inspirasi bagi penerus bangsa.
“Semoga menjadi contoh bagi kita selaku penerus, khususnya dalam membangun di Provinsi Banten,” katanya.
Penganugerahan gelar pahlawan nasional untuk Raden Aria Wangsakara merupakan gelar pahlawan nasional keempat untuk tokoh pejuang Banten. Sebelumnya, tokoh pejuang Banten yang sudah memperoleh gelar pahlawan nasional adalah Sultan Ageng Tirtayasa (gelar Pahlawan Nasional – 1970), Syafruddin Prawiranegara (gelar Pahlawan – 2015), dan Brigjen KH Syam’un gelar Pahlawan Nasional – 2018). (*)
Komentar