Barometer Banten – Dosen Universitas Budi Luhur yang tergabung dalam Tim Pengusul Hibah PKM Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemdikbudristek) gelar kegiatan pengabdian Kepada Masyarakat di Desa Sukamanah, Kecamatan Malingping, Kabupaten Lebak.
Kegiatan yang dilakukan sejak 30 Mei 2022 ini, mengambil tema PKM Penerapan Teknologi Recycling Aquaculture System (Ras) Dalam Pemeliharaan Benih Sidat Berbasis Ekonomi Digital Berkelanjutan Bagi Kelompok Sidat Banten.
Wiwin Windihastuty sebagai penanggung jawab dari tim pengusul, mengatakan, bahwa pihaknya mencoba memberikan penyuluhan dan pendampingan dalam efisiensi dan efektifitas pemeliharaan benih sidat berbasis Teknologi Recycling Aquaculture System (RAS).
Dikatakan Wiwin, masyarakat pesisir yang berprofesi sebagai penangkap benih sidat sangat antusias dalam mendengarkan pemaparan dari tim pengusul. Tim pengusul yang sekaligus berperan sebagai narasumber memberikan penjelasan mengenai cara penanganan benih sidat yang baik dan benar.
“Serta bagaimana cara perawatan dan pemeliharaan agar benih sidat dapat terjaga kondisinya dan bertahan hidup sampai menjadi sidat muda sehingga mempunyai nilai jual yang lebih tinggi dari nilai jual benih sidat,” jelasnya, belum lama ini.
Selain itu, timnya juga memberikan pengetahuan terkait upaya menjaga ekosistem sidat dan keberlangsungan hidup sidat dengan cara menjaga kualitas pemeliharaan.
“Agar benih sidat yang masih sangat ringkih ketika diambil dapat bertahan hidup dengan baik. Dengan menjaga agar benih sidat dapat tumbuh dengan baik maka kelangsungan hidup sidat juga dapat terjaga,” katanya.
Wiwin sangat berharap kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini dapat berjalan dengan baik dan berkesinambungan agar bermanfaat bagi warga Desa Sukamanah, Malingping.
“Terutama dalam meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan serta dapat berkontribusi dalam membangun Desa Sukamanah,” katanya.
Sementara itu, Hasan Basri ketua kelompok Sidat Banten, mengaku senang mendapatkan pembinaan yang intens dari Universitas Budi Luhur, sebab kegiatan budidaya sidat yang digelutinya selama ini bersama masyarakat setempat dapat kembali pulih dan tentunya berdampak peningkatan ekonomi.
“Kita menjadi banyak pencerahan bagaimana cara menjadi pembudidaya sidat yang baik. Sehingga kita bisa mengkombinasikan antara ilmu akademik dari universitas budi luhur dengan pengalaman yang kami lakukan selama ini secara otodidak. Kami yakin ini akan menjadi modal bagi kami dalam mengembangkan budidaya sidat kedepannya,” katanya. (Sam)