Barometer Banten – Selesainya pembangunan jembatan baru di Bogeg mendapat respon positif dari ulama dan tokoh masyarakat Banten.
Seperti halnya KH. Ujang Faturahman ulama tokoh masyarakat Maja, Lebak. Dia berterima kasih kepada Gubernur dan Wakil Gubernur Banten atas pembangunan jembatan di Bogeg karena akan sangat bermanfaat untuk menumbuhkan perekonomian masyarakat. Selain itu ia mendukung nama untuk jembatan baru di bogeg itu diberi nama dengan nama pahlawan nasional asli Banten yaitu Raden Aria Wangsakara.
Menurutnya selain sebagai pahlawan yang berperang membela kesultanan Banten, Raden Aria Wangsakara juga adalah sosok ulama yang alim, banyak kiai-kiai yang ada di daerahnya yang bersanad kepada Aria Wangsakara yang dulu nyantri di Makkah itu.
“Kiprah keulamaan Raden Aria Wangsakara terasa ke daerah Lebak terutama Maja, Curug Bitung dan sekitarnya. Banyak ulama-ulama dari sini yang belajar kepada Raden Aria Wangsakara dan keturunannya. Kakek saya yaitu Abuya Hasan Kabagusan yang tak lain pernah menjadi Bupati Lebak, itu belajarnya ke Lengkong Kyai di Tangerang, kepada Kyai cucu dari Raden Aria Wangsakara,” ungkap Kyai Ujang, Selasa (29/3).
Jembatan Bogeg berlokasi di JL Syekh Nawawi Al-Bantani. Pembangunan jembatan yang melintas di atas Jalan Tol Tangerang-Merak itu akan meningkatkan perekonomian masyarakat karena akan mengurai kemacetan yang selama ini terjadi di lokasi tersebut.
Anggaran yang digelontorkan Pemprov Banten untuk pembangunan jembatan Bogeg ini sebesar Rp. 165 miliar. Jembatan ini akan menjadi icon baru Provinsi Banten setelah Kawasan Kesultanan Banten di banten lama dan Banten International Stadium.
Hal ini diperkuat dengan penggunaan ornamen khas Banten, seperti batik Banten dan juga ukiran batik Mandalika pada sisi-sisi jembatan. Pada jembatan dengan panjang 78 meter dan lebar 33 meter itu ada 8 (delapan) lajur jalan. Setiap arahnya terdiri dari 4 (empat) lajur jalan yang akan memperlancar kendaraan.
“Jalannya cukup lebar dan panjang, bisa 4 jalur, kanan kiri 8 jalur,” ucap Gubernur Wahidin Halim (WH) saat melakukan peninjauan jembatan tersebut belum lama ini.
Menurut rencana, jembatan baru itu akan diresmikan pada hari Selasa (29/3) dan akan diberi nama dengan nama pahlawan Nasional asal Banten yang bernama Raden Aria Wangsakara. Kendati demikian jembatan Bogeg yang lama masih tetap bernama jembatan Bogeg.
Pahlawan Nasional Raden Aria Wangsakara diresmikan menjadi pahlawan nasional oleh Presiden Jokowi atas jasa-jasanya dalam berperang membela kesultanan Banten dari serangan VOC Belanda pada tahun 1654 di perbatasan Banten-Jakarta.
Berdasar data buku Banten Sejarah dan Peradaban karya Guillot, Ibunda Raden aria Wangsakara adalah Nyai Mas Cipta Surasowan, ia adalah cucu dari Pangeran Sanghyang Surajaya bin Prabu Surosowan yang bertahta di Banten Lama sebelum digantikan oleh Sultan Maulana Hasanudin.
Sultan Maulana Hasanuddin sendiri adalah sama-sama cucu Prabu surosowan. Nyai Mas Cipta dinikahkan dengan Pangeran Wiraraja dari Kerajaan Sumedang Larang dan memiliki putra Raden Aria Wangsakara, atau masyarakat kabupaten serang Timur di Tanara, lempuyang, Binuang memanggilnya dengan sebutan raden Kenyep Aria Wangsakara.
Raden aria Wangsakara sendiri menikahi dua cucu Sultan Maulana Hasanudin yaitu Ratu Maimunah binti Tubagus Idham dari Kresek dan Ratu Zakiyah binti ratu Salamah binti Sultan Abul Mafakhir dari Kenari Kasemen. (Red)