Barometer Banten – Kelangkaan pupuk bersubsidi jenis urea dan poska beberapa waktu lalu kembali terjadi di Pandeglang, salah satunya di Kecamatan Cikeusik Kabupaten Pandeglang.
Akibatnya petani sangat dirugikan, karena harus membeli pupuk dengan harga hampir dua kali lebih tinggi dibandingkan dengan harga yang sudah ditetapkan oleh pemerintah.
Wartawan kemudian melakukan investigasi untuk mencari penyebab kelangkaan pupuk. Hasilnya cukup mengejutkan.
Dari hasil investigasi lapangan didapatkan informasi, bahwa ada pupuk subsidi yang diperjual-belikan oleh kios yang diduga tidak mengantongi izin resmi. Salah satunya kios pupuk milik saudara Agus yang ada di Desa Umbulan, Kecamatan Cikeusik, Kabupaten Pandeglang.
Saat dicek kebenarannya ke Toko Milik Agus pada Sabtu tanggal 18 Desember 2021, pupuk subsidi tidak ditemukan di dalam kios akan tetapi pupuk subsidi disimpan di gudang yang terletak di seberang jalan, depan kios pupuk milik Agus tepatnya dibelakang rumah orang tuanya.
Agus ketika ditanya ia mengakui kalau Kios miliknya bukan kios resmi pupuk subsidi dan ia membenarkan menjual pupuk dengan harga tinggi salah satunya pupuk jenis Poska seharga Rp 200 ribu/karung padahal harga tertinggi dari pemerintah adalah Rp 115 ribu/karung.
“Belinya dari AJ, Lumayan untungnya walaupun kecil pak,” ujar Agus ketika ditanyakan asal pupuk yang ia jual. Wartawan kemudian mendapatkan informasi bahwa AJ adalah warga Desa Nanggala, Kecamatan Cikeusik, Kabupaten Pandeglang.
Wartawan saat ini masih melakukan investigasi mendalam, karena menurut informasi, AJ tidak hanya menjual pupuk subsidi kepada Agus.
Investigasi diharapkan mampu menjawab pertanyaan darimana AJ Mendapatkan Pupuk Subsidi yang cukup Banyak ditengah langkanya pupuk Subsidi? Apakah kios resmi terlibat? Dan apakah ada oknum abdi negara yang terlibat?. (Nur)