Barometer Banten – Bulog Sub divre Lebak – Pandeglang dituding tidak dapat menjadi solusi untuk menstabilkan harga daging di pasar. Karena, sejumlah warga yang ingin membeli langsung ke Bulog ditolak dengan alasan daging sudah ada yang pesan dan pembelian harus pemesanan atau PO terlebih dahulu.
Anong, warga Rangkasbitung mengaku sangat kecewa terhadap kebijakan bulog menolak dia dan warga lainnya yang ingin membeli daging sapi atau kerbau. Anong mengaku, dia sengaja datang dan ingin membeli daging di Bulog, karena harganya sedikit murah dibawah pasar.
“Kita kan belinya cuma 5 sampai 10 kilogram aja, masa harus PO,” kata Anong, kepada media, Senin (10/5/2021).
Dikatakan Anong, bahkan menurut penjelasan pegawai Bulog, daging yang ada saat ini sudah dipesan oleh RPK (rumah pangan kita) se-Lebak.
“Kalau memang RPK ditunjuk sebagai penyalur daging Bulog, harusnya ada pengumuman secara menyeluruh jangan hanya di RPK saja diumumkannya, karena banyak masyarakat yang tidak tahu juga keberadaan RPK itu apa,” ujarnya.
Amsar, warga lainnya juga menyayangkan, seharusnya Bulog sebagai perusahaan milik negara menjadi solusi bukan malah mencari keuntungan saja. Harusnya mereka melayani juga jika ada masyarakat yang datang dan ingin membeli daging.
“Kami akan laporkan hal ini ke DPR, karena keberadaan Bulog Lebak Pandeglang tidak sebagai mana fungsinya, yang dipikirkan hanya mencari keuntungan saja melalui RPK yang dibentuknya,” tutur Amsar.
Bahkan, kata Amsar, dia melihat langsung mobil plat merah luar Lebak dan Pandeglang mengangkut banyak daging, tapi kenapa masyarakat lokal yang ingin membeli lima sampai 10 kilogram aja.
“Ini kebijkan yang menurut saya ngaco, keberadaan Bulog bukannya untuk menekan harga daging yang saat ini melambung tinggi di pasar, ini malah sebaliknya,” paparnya.
Salah seorang, pegawai Bulog bagian komersil yang tidak diketahui namanya membenarkan, bahwa keberadaan daging di Bulog saat ini sudah pesanan RPK semua.
“Iya harus PO terlebih dulu jika jika ingin dapatkan daging disini,” ucapnya. (Red)