Barometer Banten – Sejumlah pihak meminta kontraktor pelaksana pembangunan jembatan Cidadap, Desa Wanasalam, Kecamatan Wanasalam, Lebak, yang berada di ruas jalan Wanasalam – Barengkok, memperhatikan nasib pengguna jalan. Soalnya, sejak jembatan tersebut dibongkar oleh kontraktor, sampai saat ini tidak ada jalur alternative yang ideal untuk melintasi di jalan tersebut.
Pantauan Barometer Banten, Sabtu (26/09/2020), nampak plang pemberitahuan jalan ditutup terpampang di pertigaan pasar wanasalam. Sementara, di lokasi jembatan tengah dilakukan pengerjaan yang dilaksanakan oleh CV Dua Saudara. Sementara nilai anggaran untuk proyek tersebut sebesar Rp 800 juta lebih bersumber dari APBD Lebak tahun anggaran 2020.
Baca Juga: Astaga.. Ada Mayat Terkapar di Pantai Bagedur
Diki Butriandi tokoh pemuda wanasalam mengatakan, pada dasarnya warga sangat mengapresiasi pembangunan yang tengah dilakukan pemerintah kabupaten lebak tersebut. Namun, tentunya kaitan dengan aktivitas warga dalam hal ini pengguna jalan juga harus tetap diperhatikan.
“Kalau tidak salah itu ada jalan alternative yang ke bawah itu, tapi kalau hujan ya sulit dilintasi apalagi kalau kendaraan roda empat. Paling bisa juga harus memutar arah ke malingping dulu. Soalnya itu licin kalau hujan,” katanya.
Sementara itu, Pjs Kepala Desa Wanasalam Dadan mengatakan, kalau soal jalan alternative memang dari awal belum ada pembahasan. Katanya baru membahas soal lahan warga yang ada di sekitaran proyek. Pihaknya juga kaget, tiba-tiba jembatan dibongkar.
“Sebelumnya kita sudah pernah musyawarah, tapi bukan membahas jalan alternative, melainkan membahas lahan warga yang ada di sekitar jembatan. Waktu itu soal lahan sudah clear, sebab pemilik lahan dengan ikhlas memperbolehkan untuk digunakan pembangunan,” katanya.
Dia mengira, untuk ke tahap pembangunan akan ada musyawarah kembali untuk membahas jalan alternative. Sebab, untuk jalur tersebut memang tidak ada alternative lain selain dibuatkan terlebih dahulu.
“Itu juga ada dibuatkan jalan alternative, namun itu tadi kalau hujan gak bisa dilintasi, soalnya licin. Apalagi kalau kendaraan roda empat, itu gak bakalan bisa melintas. Saya saja kalau mau rapat ke kantor kecamatan wanasalam harus memutar arah dulu ke malingping,” katanya. (Febry/red)