Barometer Banten – Rekaman suara diduga penyedia bibit pada program ketahanan pangan disejumlah desa di wilayah Kecamatan Malingping, Kabupaten Lebak, beredar luas di media sosial.
Dalam rekaman suara berdurasi 1 menit itu, penyedia bibit mencurahkan kekesalannya kepada salah satu desa yang tidak mau diajak kerjasama. Padahal si penyedia siap berkomitmen memberikan fee sebesar 50 persen dari anggaran yang dialokasikan.
“Aing nawararan bibit ternyata pake meuli binih pare, anu lain geh desa genep desa meuli bibit ka urang euweuh nu teu diuntungkeun jaro na (saya nawarin bibit ke salah satu desa ternyata digunakan beli benih padi, padahal gak yang gak diuntungkan kadesnya,” ujar penyedia dalam petikan rekaman yang sekarang tersebar di medsos.
Dalam petikan rekaman suara tersebut, disebutkan, kades yang mau diajak kerjasama memperoleh kelebihan yang sangat besar yakni sebesar 50 persen.
“Anggaran Rp 100 juta, beli ke saya hanya cukup Rp 50 juta dan kelebihannya Rp 50 juta dikasihkan lagi ke kadesnya,” tutur penyedia yang disampaikan dalam bahasa Sunda.
Semua desa yang berkomitmen dengannya, lanjut, penyedia dalam rekaman tersebut diuntungkan karena, Ia selaku penyedia berkomitmen untuk memberikan keuntungan kepada kades yang membeli bibit.
“Yang anggaran pembelian bibit Rp 80 juta dikembalikan ke kadesnya Rp 40 juta, yang anggaran untuk pembelian bibitnya Rp 26 juta kalau beli ke saya di kembalikan lagi ke kadesnya Rp 14 juta,” tuturnya.
Ia menambahkan, ada enam desa di Kecamatan Malingping yang membeli bibit, mendapat pengembalian dana sekitar 50 persen dari anggaran yang dialokasikan oleh desa.
Sampai berita ini diterbitkan, wartawan masih mencari kejelasan sumber rekaman suara tersebut. (Red)