Rektorat Dituding Pecat Dekan Sepihak dan Ada Dugaan Pungli KIP, Unma Banten di Demo Mahasiswa dan Alumni

Barometer Banten, Pandeglang, – Puluhan Mahasiswa dan Alumni Universitas Mathla’ul Anwar (UNMA) Banten menggelar aksi unjuk rasa di halaman kampus, di Kecamatan Saketi, Kabupaten Pandeglang, pada Senin (6/5/2024).

Mereka mendesak agar kasus dugaan pungli dari mulai program KIP sampai dengan FSFK di lingkungan kampus dapat diungkap.

Bukan hanya itu, peserta aksi juga menuding bahwa rektorat telah keliru terkait pemecatan jabatan dekan Fakultas Hukum dan Sosial (FHS) beberapa hari lalu, lantaran dilakukan secara sepihak serta menyalahi aturan yang berlaku di universitas.

Dalam orasinya, Koordinator Lapangan (Korlap) aksi, Firman Habibi mengatakan, pihaknya mendesak agar rektorat segera mencabut surat pemecatan terhadap Dekan FHS yang saat ini tengah diganti Plt.

Menurut Firman, pemecatan terhadap Dekan FHS merupakan hasil politis kepentingan kelompok yang ingin menyingkirkan trah keluarga pendiri MA.

Kemudian, lanjut Firman, keputusan tersebut juga dianggap mencederai marwah MA karena prosesnya tidak mengacu kepada peraturan.

“Pemecatan terhadap Dekan FHS oleh rektorat sangat keliru karena tidak dilakukan secara benar, jika memang ada pelanggaran yang dilakukan oleh Dekan seharusnya dibuktikan secara menyeluruh, jangan kesannya ini hanya politis,” kata Firman.

Berkaitan dengan dugaan Pungli di lingkungan kampus UNMA Banten, kabarnya saat ini sudah dilaporkan ke Pihak kepolisian Resort Pandeglang.

Karenanya, para mahasiswa mendesak agar kasus tersebut dapat diungkap dan segera ditetapkan ada tersangka.

Firman mengungkapkan, akan mengawal kasus yang melibatkan penjabat UNMA ini sampai selesai. Bahkan tak segan-segan pihaknya bakal melakukan aksi unjuk rasa di Polres Pandeglang, sebagai bentuk dukungan terhadap pihak kepolisian dalam mengungkap kasus yang melanggar norma tersebut.

“Kami khususnya dari Himakom bakal terus mengawal kasus ini sampai tuntas, kami mendukung pihak kepolisian dalam mengungkap kasus dugaan Pungli KIP di UNMA, jika perlu kami bakal berorasi di halaman Polres Pandeglang,” tandasnya.

Diketahui, kegiatan aksi unjuk oleh mahasiswa dan alumni UNMA Banten ini bakal dilakukan selama tiga hari, sampai Rabu 7 Mei 2024. ***

COMPAS Buru Monyet yang Viral Terkam Bayi Warga

Barometer Banten, Lebak, – Komunitas Senapan Angin Lebak Selatan (COMPAS) turun ke Kampung Bunut Hilir Desa Parungpanjang Kecamatan Wanasalam membantu warga memburu monyet liar yang beberapa pekan lalu menerkam bayi di kampung tersebut, Minggu (05/05/2024).

Diketahui di Kecamatan Wanasalam sudah tiga Korban keganasan monyet Liar, mulai dari Lansia dan dua Bayi, sehingga kedua Bayi harus dilarikan ke rumah sakit akibat gigitan monyet liar. Beberapa pekan lalu, viral di medsos Bayi Warga Kampung Bunut Hilir anak dari pasangan Munasir dan Siti Aisah, masih di rawat di Rumah Sakit Hermina Ciruas  Serang, akibat terkaman Monyet Liar.

Insiden bayi yang diterkam oleh monyet liar terjadi pada Senin (29/4/2024), sekitar pukul 12.30 WIB. Bayi itu bernama Muhamad Alwi, anak pasangan Munasir dan Siti Aisah. Sebelum insiden, bayi tersebut tengah tertidur di teras rumah. Namun setelah di terkam monyet liar, nampak ususnya terburai.

Purwanto selaku Ketua COMPAS, yang dalam Naungan Perbakin Lebak menuturkan adanya serangan monyet ke bayi warga, membuat komunitas berburunya prihatin sehingga berinisiatif untuk membantu warga memburu monyet liar tersebut.

“Kami selaku Komunitas Senapan angin, terketuk Hati untuk menengok serta turun membantu keluarga korban, untuk mencari keberadaan hewan tersebut. Harapan kami supaya tidak terjadi Korban yang lainnya, kami akan memburu monyet liar tersebut,” ujarnya.

Purwanto pun berharap, dengan membantu warga memburu monyet liar yang meresahkan warga, pihaknya berharap komunitas senapan angin diterima di masyarakat sebagai suatu hobi yang positif.

“Pada dasarnya kami dari Komunitas Senapan Angin Compas, hanya ingin membantu dan cuma bisa memberikan tenaga untuk mencari dan memburu hewan tersebut. Semoga keberadaan Komunitas ini di terima di tengah tengah masyarakat,” ungkapnya.

Forsa DPC Lebak Adakan Halal Bihalal di Pantai Karang Nawing

Barometer Banten, Lebak, – Fans Of Rhoma dan Soneta (Forsa) DPC Lebak Banten mengadakan kegiatan halal bihalal di pantai Karang Nawing, Desa Pagelaran Kecamatan Malingping Lebak Banten, Sabtu 4 Maret 2024.

Dalam kegiatan tersebut, Ketua Forsa DPC Lebak Banten, Rhona Kelana menuturkan Forsa Lebak Banten mengadakan halal bihalal untuk mempererat tali silaturahmi antar anggota dan pengurus.

“Perlu diketahui, bahwa Forsa DPC Lebak Banten ini masih seumur jagung dan baru terbentuk kepengurusannya belum lama ini. Makanya kita adakan halal bihalal, selain untuk mempererat tali silaturahmi, juga untuk mengenalkan dan mengkaderesisasi anggota,” ujarnya dalam sambutan.

Sementara itu, kepengurusan dari Forsa DPW Banten, Eka Supriatna yang datang bersama rombongan Forsa DPC Pandeglang mengatakan apresiasinya pada kegiatan tersebut.

“Forsa itu organisasi besar, segala sesuatu ada AD/ART nya. Alhamdulillah Forsa DPC Lebak ini sudah terbentuk dan menjadi bungsunya di Forsa SE Banten. Tapi kami apresiasi, walaupun baru terbentuk terlihat solid dan sudah adakan kegiatan seperti ini,” katanya.

Setelah kegiatan halal bihalal, kegiatan pun dilanjutkan dengan bancakan dan hiburan musik bernuansa Soneta. Selain Forsa DPC Lebak, kegiatan dihadiri dari Forsa DPC Pandeglang.***

Pemangku Adat Cisitu : Lemahnya Pengawasan Berdampak Kualitas Jalan Cisitu – Pasir Kuray Buruk

Barometer Banten, Lebak – Pemangku adat Kasepuhan Cisitu Kecamatan Cibeber Kabupaten Lebak, Abah H. Yoyo Yohenda, ungkap “buruknya” pekerjaan proyek preservasi jalan ruas Pasir Kuray – Cisitu yang didanai APBN TA 2023 melalui Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahaan Rakyat Dirjen Bina Marga Balai Pelaksana Jalan Nasional (BPJN) Banten.

Rusaknya jalan yang menghabiskan anggaran Rp 11,6 miliar itu diduga akibat lemahnya pengawasan dan tidak menggubris masukan pemangku adat yang akrab disapa dengan sebutan Abah Uta.

“Tentu kami sangat kecewa karena jalan ini (Cisitu – Pasir Kuray) sangat dibutuhkan sebagai sarana penunjang perekonomian, terlebih Cisitu merupakan salah satu penopang padi nasional,” ujar pemangku adat Kasepuhan Cisitu, Abah H Yoyo Yohenda dihubungi Barometer Banten melalui sambungan Whatsapp nya, Kamis (2/5/2024) malam.

Menurut, Abah Yoyo, terjadinya retak di mayoritas badan jalan atau sekitar 1,6 kilometer bahkan dibeberapa titik patah itu diduga akibat proses pengerjaan yang tidak sesuai spesifikasi teknis dan mutu beton yang kurang maksimal. Ini terbukti hingga sekarang badan jalan disekitar permukiman atau sepanjang 400 meter tidak mengalami kerusakan.

“Abah telah beberapa kali menyampaikan, agar pengecoran menggunakan mobil mixer, pembesian dipasang per segmen. Namun tidak digubris dan tetap saja saat pengerjaan malam hari memasuki area gunung walang, pembesian dipasang setiap tiga segmen. Beton diangkut menggunakan mobil dump truk, bukan mixer sehingga harus ditambah cairan agar tidak setting,” ungkapnya.

Yoyo berharap BPJN Banten bersikap tegas terhadap pelaksana pekerjaan. Ia juga menegaskan, kerusakan jalan diduga kuat akibat pelaksanaan pekerjaan yang asal asalan.

“Jadi kalau ada yang bilang itu karena bencana atau gempa Garut itu tidak benar, rusaknya jalan terjadi sebelum gempa atau sekitar satu bulan setelah selesai dikerjakan,” katanya menegaskan.

Sementara itu, Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) 3 Satuan Kerja (Satker) Pelaksanaan Jalan Nasional (PJN) Wilayah 2,3 Balai Besar Pengelolaan Jalan Nasional (BPJN) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Zakaria, mengatakan, pihaknya sudah memerintahkan kepada kontraktor untuk memperbaiki jalan yang kondisinya rusak.

“Masih dalam masa pemeliharaan kang, dan kami sudah memerintahkan pelaksana segera memperbaikinya,” ujarnya. (DH)

Diduga Terbujuk Rayuan Oknum Kades, Bunga Hamil dan Berhenti Sekolah

Barometer Banten, Lebak, – Seorang siswi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Swasta di wilayah Lebak Selatan Kabupaten Lebak. Sebut saja bunga (bukan nama sebenarnya) harus kehilangan potensi masa depan dan menanggung malu setelah diketahui hamil yang diduga ulah perbuatan oknum salah satu Kepala Desa (Kades) di Kecamatan Banjarsari Kabupaten Lebak.

Kini Bunga hanya berdiam diri dirumahnya dan memilih tidak melanjutkan sekolahnya, karena kondisi perut yang semakin membesar.

“Ya benar, hamil lima bulan. Status sekarang sudah menikah dengan pak A setelah diketahui hamil,” ujar bunga kepada Barometer Banten, Rabu, (1/5/2024) kemarin.

Bunga menceritakan, dahulu ia menuruti keinginan, Ab setelah terbujuk oleh janji manis di salah satu penginapan di Kecamatan Bayah.

“Saya dijanjikan akan di biayai sekolah hingga perguruan tinggi, dibangunkan rumah dan kesejahteraan hidupnya akan dijamin oleh bapak Ab,”tuturnya.

Terpisah, Oknum Kades Ab, belum berhasil dikonfirmasi, dihubungi melalui sambungan Whatsappnya tidak merespon.

Sementara itu, Camat Banjarsari, Basri, saat dihubungi di ruang kerjanya, Kamis (02/5/2024), mengaku mendapat informasi yang menimpa salah seorang siswi di sekolah tersebut.

“Tadi pagi informasinya, unit PPA Polres Lebak dan dari Dinas Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP2KBP3A) Kabupaten Lebak datang,” singkatnya. (Tim)

Exit mobile version