Barometer Banten – Sejumlah elemen dari berbagai organisasi dan kelompok nelayan membentuk paguyuban nelayan Kabupaten Lebak. Melalui musyawarah, Wading Riana, didapuk menjadi Ketua Paguyuban tersebut.
Hal itu bertujuan untuk, memperkuat soliditas antar nelayan dengan harapan mampu meningkatkan kesejahteraan dan keberdayaan nelayan di Kabupaten Lebak.
“Musyawarah Pembentukan Paguyuban Nelayan dilaksanakan pada tanggal 26 Juni 2024, di kediaman Wading Riana, di kampung Tanjung Panto, Binuangeun. Alhamdulillah berjalan lancar,” terang Muhamad Nasir seorang tokoh Nelayan Binuangeun, kepada Barometer Banten, Jumat (28/06/2024).
Dikatakan Nasir, musyawarah para nelayan ini dihadiri oleh perwakilan nelayan dari berbagai Organisasi Nelayan, Kelompok Nelayan, Aktivis Nelayan, serta Tokoh Nelayan yang ada di Kabupaten Lebak.
“Musyawarah ini bertujuan untuk membentuk organisasi nelayan yang solid dan terstruktur, yang diharapkan dapat menjadi wadah aspirasi serta sarana koordinasi antara Nelayan dan Pemerintah,” kata Nasir.
Ketua Paguyuban Nelayan Binuangeun, Wading Riana menyatakan, bahwa pembentukan organisasi nelayan ini merupakan langkah penting untuk mejadi wadah aspirasi, mediasi dan komunikasi nelayan, menjadi jembatan ketika terjadi konflik dan permasalahan-permasalahan yg terjadi saat ini pada Nelayan.
“Kami berharap dengan adanya organisasi Nelayan ini, menjadi wadah aspirasi, mediasi dan komunikasi antar Nelayan di kabupaten lebak, dan ketika ada permasalahan yang mereka hadapi dapat lebih cepat diselesaikan,” jelas Wading.
Dikatakan Wading, bahwa selama ini banyak sekali konflik di Nelayan, dan tidak ada tempat atau wadah bagi mereka untuk mengadu, ataupun mendampingi ketika sedang dalam masalah, baik dengan Nelayan, Pemerintah, maupun Perusahaan.
“Selain itu, kami juga mendorong para nelayan untuk lebih aktif dalam mengikuti program-program pemerintah, agar mereka bisa aman nyaman dalam menjalankan aktivitasnya sebagai Nelayan,” ujar Wading.
Wading berharap agar organisasi ini dapat bekerjasama dengan pemerintah dan pihak-pihak terkait untuk menciptakan lingkungan yang kondusif bagi para nelayan.
“Kami akan berusaha semaksimal mungkin untuk memperjuangkan hak-hak dan kesejahteraan para nelayan. Kami juga berharap adanya dukungan penuh dari semua pihak untuk mencapai tujuan bersama,” kata Wading.
Acara musyawarah ini juga diisi dengan diskusi mengenai berbagai isu yang terjadi dan sedang dihadapi oleh nelayan, merumuskan dan mencari solusi yg terbaik buat semuanya.
Selain itu, musyawarah juga menghasilkan beberapa keputusan penting, di antaranya pembentukan kepengurusan organisasi nelayan tingkat kabupaten yang terdiri dari Ketua, Sekretaris, Bendahara, dan beberapa divisi yang bertugas menangani berbagai aspek. (Red)