Barometer Banten – Gubernur Banten Wahidin Halim telah meresmikan Masjid Rahmatan Lil’alamin di kawasan wisata Negri Di Atas Awan, Gunung Luhur, Desa Citorek Kidul, Kabupaten Lebak pada Senin (28/3/2022).
Masjid tersebut dibangun menggunakan dana yang berasal dari swadaya Aparatur Sipil Negara (ASN) Pemerintah Provinsi (Pemprov) Banten.
Menanggapi hal itu, Pimpinan dan Pengasuh Pondok Pesantren Latansa, KH. Adrian Mafatihullah Kariem, MA mengatakan, masjid tersebut merupakan sebuah benteng untuk bagaimana dapat melestarikan alam, agar anugrah yang telah diberikan oleh Yang Maha Kuasa dapat tetap dipelihara dalam nuansa tidak ada perusakan lingkungan.
“Ada masalah kembali ke masjid, senang juga kembali ke masjid. Ya pokoknya kalau sudah kembali ke masjid kelar (sudah selesai, red),” ucap KH. Adrian Mafatihullah Kariem, MA seusai menghadiri acara peresmian Masjid Rahmatan Lil’alamin.
Ia juga menilai, dana yang digunakan dalam pembangunan masjid tersebut merupakan sebuah panggilan agama, sehingga diharapkan dengan keikhlasan tersebut dapat senantiasa bersinergi dengan kebutuhan manusia dalam menjalin hubungan yang harmonis.
“Maka eksistensi masjid di sini sebagai pengawal wisata religi dan wisata konvensional dapat bersinergi,” katanya.
Selain itu, ia menyampaikan pihaknya bersedia untuk dapat bersinergi, untuk dapat menguatkan Hablum Minallah Hablum Minannas.
“Insya Allah karena ini panggilan kami untuk menguatkan Hablum Minallah, Hablum Minannas,” imbuhnya.
Sementara itu, musisi Indonesia yang juga alumni Pondok Pesantren Latansa, Aan Kurnia atau yang kerap dikenal Apoy Wali, mengatakan langkah pergerakan Gubernur Banten Wahidin Halim beserta jajarannya sangat luar biasa, dan dirinya berharap dengan adanya Masjid Rahmatan Lil’alamin dapat menjadi pemicu pertumbuhan daerah.
“Karena beliau (Gubernur – red) tujuannya bagaimana menghadirkan masjid di tengah pemandangan atau kekuasaannya Allah SWT Yang Maha Hebat, ini juga sebagai trigger Citorek,” ujarnya.
Bukan hanya itu, menurutnya konsep wisata harmonis yang memadukan keindahan alam dan religi dapat dijadikan contoh oleh semua daerah di Indonesia.
“Saya pikir ini menjadi blueprint atau percontohan bagi Indonesia bagaimana ini menjadi wisata harmoni perpaduan keindahan alam dan religi, menurut saya ini ide yang brilian yang digagas oleh Wahidin Halim. Dan seluruh aspek masyarakat ini mendukung terkait konsep wisata dan religi ini,” pungkasnya. (Red)
Komentar